Uncategorized

Menciptakan Peluang

Menciptakan Peluang

Analisis ini penting untuk menciptakan peluang yang baik dalam menjalankan usahanya secara efektif dan efisien antara lain:

(1) Menganalisa produk dan jasa yang telah ada dan yang akan ada. Pesaing adalah sumber inspirasi bagi bisnis anda, karena pesaing mengajarkan apa yang baik dan kurang baik untuk dilakukan. Analisislah pesaing anda, temukan kelemahannya dan buatlah kekurangannya menjadi keunggulan anda. Contoh sederhana di sekeliling kita, yaitu menjual lontong sayur pada malam hari. Biasanya memakan lontong sayur kita lakukan pada pagi hari, saat anda menjual pagi hari nothing special for your business. Beberapa pebisnis/entrepeneur lain melihat peluang jika dijual pada malam hari, maka menu makanan yang biasa saja ketika kita dapatkan hanya dipagi hari menjadi spesial di malam hari. Bahkan harga jual pada malam hari lebih tinggi dibanding membeli pada pagi hari.

(2) Menganalisa pasar yang dapat dilayani secara menguntungkan. Saat ini para konsumen membutuhkan akses kebutuhan super cepat untuk kebutuhan bisnis mereka. Ditengah maraknya pengguna internet broadbrand.  

(3) Mengakses kebutuhan dan keinginan konsumen yang sekarang maupun yang potensial. Berkembangnya teknologi digital telah mengubah banyak hal seperti e- paper, e- magazine atau e- book.

(4) One stop service/shopping. Konsep ini adalah value yang dapat dijadikan sebagai sarana bersaing. Biasanya pelanggan tidak ingin repot. Mereka menginginkan pelayanan yang komplit, misalnya menjualnya tiket pesawat disatukan dengan travel (perjalan wisata), rental mobil, hotel dengan diskon, asuransi dsb. Banyak bisnis yang dilakukan secara parsial, tugas anda tinggal menggabungkannya

(5) Menganalisis struktur harga yang sesuai dengan penerimaan konsumen .Misalnya  PT Triangle Motorindo, produsen sepeda motor Viar memanfaatkan momentum maraknya pasar motor matik nasional. Mereka mengeluarkan varian produknya yakni Viar Motor 125 cc yang dibanderol harga 8 juta, jauh dibawah harga para pesaingnya. Harga ini dilakukan setelah melakukan riset konsumen. Segmen yang dibidik adalah pasar kelas bawah yang belum mampu membeli motor matik. Lewat konsep ekonomi berkualitas PT Triangle Motorindo  yakin bahwa Viar akan merajai pasar otomotif dalam negri.

Kemampuan melihat peluang ini bisa kita lihat perusahaan-perusahaan top dunia seperti IBM, Ford, Coca-Cola, Dell, GE yang mampu me-maintain kinerja  pertumbuhannya di tengah industri yang mulai  jenuh  dan menua.  Noel  Tichy. dalam  buku larisnya, Control  Your  Destiny  or Someone  Else Will dan, Every Business is a  Growth Business mengajarkan setua apa pun bisnis yang dimasuki,  seorang growth leader akan tetap melihatnya sebagai growth business. “They always learn to look beyond their traditional definition of industry and markets,” kata Tichy. Mereka tak pernah kenal yang namanya batas pertumbuhan. Ketika para  growth leader  ini menemukan simtom adanya peluang, dengan cepat  mereka melihat  berbagai  risiko, membangun skill dan  kompetensi  untuk mengeksploitasi  peluang tersebut, dan akhirnya meloncat  meninggalkan peluang-peluang lama yang tak relevan lagi, untuk masuk ke peluang yang baru.

Agar berhasil maka perlu dibangun growth mentality. Membangun growth mentality dibutuhkan groth mindset, Rachman dan savitri ( 20012) menyebutkan growth mindset adalah meyakini bahwa upaya kita bagai menanm benih, pasti tumbuh dan menghasilkan hal-hal yang positif. Kualitas-kualitas seprti kepandaian dan pengetahuan adalah modal awal, sementara suskes akan muncul setelah berbagai uapaya terus didorong.

Ada CEO yang berfikir Fixed Mindset yaitu Orang yang senang dikelilingi dengan orang setuju dan mendukungnya walaupun keputusan yang diambil tidak baik dan tidak kreatif. Orang-orang seperti ini mengangap jika selesai menghasilkan sesuatu maka selesailah usahanya. Sebaliknya ada Ada CEO yang berfikir Growth Mindset yaitu orang yang melihat usaha harus terus di manage, dikembangkan dan dipertahankan. Orang seperti ini akan melawan pesimisme dan ketidakyakinan.

Pemimpin-pemimpin  seperti Bill Gates (microsfot), Steve Jobs (Apple), Jack Welch (GE), Larry Bossidy (Allied Signal), Andy Grove (intel), atau Roberta Goizueta (Coca-Cola) menciptakan  sense of urgency untuk terus tumbuh melalui growt mindset dan growth mentality. Mereka  memiliki  ide  yang jelas ke  mana  transformasi perusahaan  akan dijalankan.  Mereka  punya nilai-nilai yang  akan  menjadi  acuan seluruh  jajaran manajemen untuk menggerakkan perusahaan.

Dalam praktek  sehari-hari,  Banyak bisnis yang berhasil karena meniru bisnis orang lain (Me-too business) dan ternyata juga bisa menghasilkan uang yang memadai, terutama  untuk  bisnis tradisional dan UKM. Untuk bisnis me-too, pada akhirnya bisnis anda akan mencapai stagnasi– tak lagi ada perkembangan yang berarti. Mungkin pada awalnya kesuksesan pada bisnis anda mungkin bisa dicapai  hanya melalui  cara  konvensional.  Akan tetapi segera setelah perusahaan Anda mencapai sukses, orang lain juga akan mempelajari kekuatan  unik Anda dan menirunya (imitation).

 

Steven P Schnaars, dalam bukunya Managing Imitation Strategy menggolongkan imitasi beberapa tingkatan.

  1. Counterfeitsatau pembajakan. Perusahaan yang menjalankan strategi imitasi ini benar-benar menjual produk dengan dengan merek dan desain yang benar-benar sama sehingga sering disebut produk palsu. Imitasi semacam ini sudah tergolong kegiatan ilegal.
  2. Knockoffatau Kloning.   Perusahaan yang menjalankan strategi imitasi ini meniru produk yang sudah ada tetapi memiliki merek lain.
  3. Design copyatau Trade Dress. Strategi ini merupakan kombinasi imitasi dan inovasi.
  4. Creative Adaptation, peniru meniru produk yang sudah ada kemudian mengembangkannya atau mengadaptasinya kepada lingkungan yang baru. Peniru ini disebut Inovative Imitator

Untuk itu perlu anda sadari di era global ini, persaingan di antara sesama pebisnis atau pengusaha sangat ketat dan variatif baik persaingan di skala lokal, regional, nasional maupun internasional. Maka pebisnis atau perusahaan menekankan pada inovasi yang penuh kreativitas yang akan bisa bersaing, bertahan, unggul, dan mempunyai nilai lebih.

Sumber : Situmorang, Syafrizal Helmi (2015) Bisnis : Konsep dan Kasus, USUPress, Medan

business

Next Waves Technologies (1)

Dunia teknologi dan bisnis berkembang lebih cepat dari bidang yang lainnya. Saat ini organisasi menghadapi tekanan di bidang inovasi, keunggulan operasional, dan kinerja keuangan disisi lain secara bersamaan harus menjaga biaya agar tetap minimum. Teknologi yang relatif baru memberikan kemungkinan besar bagi organisasi menghadapi tantangan bisnis jangka panjang. Penting bagi organisasi untuk mengerti bagaimana menggunakan teknologi baru dan kemudian memanfaatkannya secara efektif. Konsep teknologi baru ini dikenal sebagai Technology Adoption Life Cycle (TALC). TALC digunakan untuk menggambarkan penerapan/adopsi teknologi baru.
Nicholas Carr dalam bukunya Does IT Matter?: Information Technology and the Corrosion of Competitive Advantage, mengatakan bahwa banyak organisasi seharusnya belajar dari persaingan: mereka seharusnya menunggu organisasi lain membuat kesalahan pada teknologi informasi (IT). Nicholas Carr berhipotesis bahwa information Technology (IT) bukan (lagi) sesuatu hal yang penting dan bakal meningkatkan keuntungan kompetitif suatu perusahaan karena IT sudah menjadi barang ‘umum’ dan ‘biasa’.
Carr mencontohkan: kalau ada suatu perusahaan yang mengaplikasikan suatu teknologi informasi baru, maka perusahaan yang lain dengan cepatnya mengimitasi strategi tersebut agar tidak kalah kompetitif.Contohnya UPS juga diam-diam meniru FedEx, tidak hanya belajar bagaimana meniru sistem pesaing tetapi juga bagaimana membuat sistem tersebut lebih baik dan murah. UPS kemudian hadir dengan sistem yang lebih terbuka dari FedEx, yang memudahkan pelanggan untuk masuk dalam sistem. Hal yang sama juga terjadi dengan facebook belajar dari kesalahan frienster, samsung belajar dari sony. Bahkan Samsung atau Xiaomi juga dituduh meniru produk-produk dari Apple. China juga dikenal sebagai negara yang sangat canggih dalam hal tiru meniru.
Didalam bukunya yang berjudul Crossing the Chasm, Geoffrey A. Moore membahas dengan sangat baik dan sistematis, menjawab banyak pertanyaan tentang industri IT. Banyak sekali para pemula yang mempunyai ide sangat cemerlang dan menghasilkan produk IT yang baik, tetapi tidak dapat masuk kedalam pasar yang besar.
Mengapa gagal dan tidak laku di pasar ? banyak faktor yang mempengaruhinya seperti tidak tersedianya suku cadang, kurangnya fitur, timing yang tidak tepat masuk ke pasar, salah segmentasi pasar, lemahnya program marketing dan nilai dimata pelanggan
Setiap kelompok mempunyai perilaku yang berbeda; 1. Innovators: Sekitar 2,5% individu yang pertama kali mengadopsi inovasi. Cirinya: petualang, berani mengambil resiko, mobile, cerdas, kemampuan ekonomi tinggi. 2. Early Adopters (Perintis/Pelopor): 13,5% yang menjadi para perintis dalam penerimaan mereka sering juga disebut sebagai Technology Enthusiast Cirinya: para teladan (pemuka pendapat), orang yang dihormati, akses di dalam tinggi. 3. Early Majority (Pengikut Dini): 34% yang menjadi pera pengikut awal. Cirinya: penuh pertimbangan, interaksi internal tinggi. 4. Late Majority (Pengikut Akhir): 34% yang menjadi pengikut akhir dalam penerimaan inovasi. Cirinya: skeptis, menerima karena pertimbangan ekonomi atau tekanan social, terlalu hati-hati. 5. Laggards (Kelompok Kolot/Tradisional): 16% terakhir adalah kaum kolot/tradisional. Cirinya: tradisional, terisolasi, wawasan terbatas, bukan opinion leaders,sumberdaya terbatas.

Moore menyebutkan jika suatu produk sudah ada di pasar early adaptor dan akan masuk ke mainstream ada jurang yang disebut dengan “CHASM” dua kelompok pasar ini saling berbeda kepentingan dan cara mereka membelanjakan TI. Sehingga keberhasilan memasarkan pada kelompok early adaptor belum tentu dapat berhasil di early majority. Banyak sekali perusahaan IT baru yang mengembangkan produk yang bagus, kemudian laku sesaat tetapi perusahaannya tidak bertumbuh bahkan ada yang tutup, permasalahan utama adalah mereka tidak dapat menyeberangi “CHASM” untuk memasuki pasar mainstream atau pasar yang sebenarnya.

Singkatnya Chasm ini suatu fasa yang kritikal yang sering gagal dilalui, dan sering disebut-sebut sebagai “kuburan” bagi produk-produk baru. Namun sebaliknya jika suatu produk berhasil menyeberangi chasm ini, itu artinya produk tersebut akan dapat memasuki dan merebut pasar sesungguhnya (mainstream market) yang jumlahnya 84% dari total market. Sederhananya Moore ingin mengatakan bahwa chasm itu adalah fase dimana terjadi perbedaan cara adopsi antara konsumen di pasar awal yang bersifat visioner dan konsumen dipasar sesungguhnya yang bersifat pragmatis.

 

sumber : Situmorang, Syafrizal Helmi (2016) Digital Business, USUPress, Medan

 

business, enterpreneur, Uncategorized

Persiapan Menjadi Entrepreneur

Syafrizal Helmi Situmorang

Seorang calon entrepreneur yang baik harus mengenali dirinya sendiri. Dia harus memiliki karakter umum yang biasa dimiliki oleh seorang entrepreneur seperti bermotivasi tinggi, suka mencari tantangan, senang bergaul dengan orang lain, dan lain sebagainya. Selain itu calon entrepreneur harus memiliki cita-cita dan motivasi pribadi. Motivasi adalah suatu dorongan dari dalam diri Anda yang mendorong Anda untuk melakukan sesuatu, termasuk untuk menjadi seorang young entrepreneur.

Karakter, motivasi dan cita cita anda merupakan modal untuk memiliki sikap mental positif sebagai kunci sukses dalam hidup. Untuk bisa sukses kita harus memiliki mental baja.Ditembak kanan kiri,tetap tegar, Diterpa kesulitan, tetap tenang, Ada beberapa kondisi tertentu yang dihadapi entrepreneur dan membutuhkan sikap mental tertentu pula. Sikap mental ini nantinya harus dipersiapkan oleh para calon entrepreneur sebelum mulai membuka usaha dan setelah menjalani usaha tersebut. Beberapa sikap mental itu antara lain: Kesiapan menghadapi ketidakpastian, Pantang mengatakan “tidak bisa”, Sikap mental “tidak mau rugi”, Keberanian mengambil risiko, Kesiapan untuk bekerja lebih keras, lebih tekun, dan lebih sabar, Bangga akan usaha anda serta Sabar dan tetap komitmen ketika dilecehkan, dihina atau dianggap tidak mampu dari orang-orang sekeliling kita, dan dianggap gagal dari orang terdekat kita

              Selanjutnya bakat dan kemampuan. Pemahaman akan bakat dan kemampuan diri menjadi sangat penting karena pemahaman ini akan menjadi poin penting dalam pemilihan dan pelaksanaan bisnis Anda. Sebaiknya bakat dan kemmapuan anda terus diasah agar menjadi keterampilan yang akan menjadi kunci sukses anda. Yang terakhir adalah Pengalaman. Pengalaman adalah guru yang terbaik. Anda akan banyak belajar dari pengalaman Anda dan pengalaman orang lain. Bukan berarti bahwa dalam membuka usaha harus berpengalaman terlebih dahulu. Namun, apabila Anda mempunyai pengalaman terlebih dahulu di bidang yang akan Anda geluti, itu akan sangat membantu.

Do What You Love & Love What You Do

Khalil gibran berkata : bekerjalah dengan rasa penuh cinta. Saat kita sudah mencDo-what-you-love-love-what-you-do-saying-quotesintai sasaran kita,bekerja keras seperti apapun akan kita lakukan dengan penuh gairah. Energi selalu mengalir ke arah sesuatu yang dicintai.Dimana pun ada cinta, energi mengalir mencari” permukaan cinta “ dan terus bergerak.  Dengan memiliki impian kita akan mencintai pekerjaan atau profesi kita, agar impian kita tercapai. saat kita begitu mencintai impian kita, ia akan memandu gerak langkah kita.Apa yang akan kita lakukan akan mengalir begitu saja,tanpa beban.

Cintailah apa yang kamu kerjakan karena itu akan membuat kehidupanmu lebih menyenangkan, jangan melakukan sesuatu dengan alasan kekayaan. Hal terbaik adalah mendengarkan kata hati, karen akata hati akan menuntunmu kearah yang benar. Setiap manusia diberikan pilihan, ketika kita melakukan ssuatu hal yang kita cintai, maka passion hadir dalam diri kita. Passion adalah faktor x yang memberi kita energi untuk berbuat lebih sehingga kita tidak akan berhenti karena rintangan dan halangan.

Passion merupakan syarat utama untuk sukses. Banyak orang yang berfikir secara rasional akan menyerah ketika menghadapi rintangan. Passionlah yang membuat kita tetap berusaha.Passion juga merupakan perasaan cinta yang menggebu-gebu, hasrat atau rasa antusias ketika melakukan suatu kegiatan atau aktivitas. Passion bisa berupa  minat, hobi, bakat, kekaguman atau antusiasisme anda terhadap sesuatu. Adanya passion akan membantu anda memilih pekerjaan terbaik yang anda senangi. Jadi pertanyaannya apakah menjadi seorang entrepreneur passion anda apa tidak? Apakah anda senang bekerja mandiri? Senang berinteraksi dan melayani orang lain? Senang bisa menjadi bos bagi diri sendiri? Menyenangi resiko? Ingin menghasilkan uang yang lebih banyak? Melihat hambatan sebagai peluang? Jika ya mungkin passion anda cocok menjadi seorang entrepreneur.  Memiliki passion berarti akan membuat kita tidak mudah pantang menyerah serta  gigih dalam berusaha. Donal Trump dalam bukunya succes 101, berkata “when there’s a will, there’s a WIN”. selamat mencoba.

 

 

 

enterpreneur

Peran Wirausaha dalam Pembangunan Nasional

Defenisi dan konsep mengenai kewirausahaan sangat banyak sekali kita jumpai pada literatur-literatur ataupun pendapat dari para ahli. Bila kita amati dari berbagai defenisi tersebut kita akan menemukan beberapa pandangan yang sama mengenai kewirausahaan. Pandangan tersebut bila kita satukan akan menjadi nilai-nilai ataupun karakter dari wirausaha.

Berbagai metode dan konsep wirausaha pembentukan dan pengembangan wirausaha mulai diperkenalkan di kampus-kampus. Hal ini dipicu semakin bertambahnya jumlah angkatan kerja dan sedikitnya lapangan pekerjaan, sehingga dikawatirkan lulusan universitas akan menambah jumlah pengangguran. Dengan mempelajari kewirausahan diharapkan lulusan universitas tersebut nantinya akan kreatif dan inovatif dalam mengaplikasikan ilmunya untuk membuka lapangan pekerjaan bukan malah mencari pekerjaan.

Kajian tentang kewirausahaan banyak mendapat perhatian dari para peneliti berbagai disiplin ilmu. Studi budaya dan perilaku dari David McLelland(1961) menunjukkan bahwa percepatan pertumbuhan ekonomi suatu bangsa sangat dipengaruhi oleh perilaku kewirausahaan, yakni sumber daya manusia (SDM) yang memilki motif berprestasi atau need for achievment (nAch) tinggi. “A country can be prosperous if there are entrepreneurs at least 2% of the population”. Suatu negara bisa makmur jika dinegara tersebut memiliki sedikitnya 2% wirausahawan dari total populasi penduduknya

Perekonomian memang memiliki peranan penting dalam pembangunan suatu Negara. Jika perekonomian bangsa kuat tentu saja akan semakin mudah dalam memajukan bangsa. Namun sebaliknya, jika perekonomian lemah sudah barang tentu akan sulit meningkatkan kesejahteraan bangsa yang adil dan merata. Semakin tinggi jumlah entrepreneur maka semakin tinggi pula kesempatan ekonomi untuk tumbuh dan berkembang. jadi pada suatu negara yang sedang berkembang, peranan para wirausahawan tidak dapat diabaikan terutama dalam melaksanakan pembangunan. Suatu bangsa akan berkembang lebih cepat apabila memiliki para wirausahawan yang dapat berkreasi serta melakukan inovasi secara optimal yaitu mewujudkan gagasan-gagasan baru menjadi kegiatan yang nyata dalam setiap usahanya.
Salah satu masalah utama pembangunan ekonomi di Indonesia yang belum terselesaikan adalah tingginya angka pengangguran dan rendahnya pertumbuhan ekonomi. Dengan jumlah penduduk 256 juta jiwa, dibutuhkan minimal 5,3 juta jiwa entrepreneur di Indonesia. Entrepreneur dapat menjadi salah satu solusi masalah pembangunan ekonomi. Data BPS menyebutkan jumlah pengangguran pada Februari 2015 mencapai 7,4 juta orang, dengan tingkat pengangguran terbuka (TPT) yang mengalami kenaikan untuk tingkat pendidikan tinggi.

Joseph Schumpeter menekankan pentingnya peranan wirausahawan dalam kegiatan ekonomi suatu negara, sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Menurutnya, para pengusaha merupakan golongan yang akan terus-menerus membuat pembaruan atau inovasi dalam kegiatan ekonomi. Inovasi tersebut meliputi memperkenalkan barang-barang baru, mempertinggi efisiensi dalam memproduksi suatu barang, memperluas pasar suatu barang ke pasaran yang baru, mengembangkan sumber bahan mentah yang baru, dan mengadakan perubahan dalam organisasi.
Banyaknya jumlah entrepreneur dalam suatu negara akan membawa banyak manfaat bagi negar tersebut misalnya (1) Entrepreneur membuka jenis usaha baru dalam perekonomian. Usaha-usaha yang dikembangkan menambah heterogenitas usaha di Indonesia. Masyarakat menjadi kreatif dalam mengembangkan jenis usaha. (2) Kedua, menyediakan lapangan kerja dan menyerap tenaga kerja. Ketika entrepreneur membuka usaha, berarti membuka langkah untuk mengurangi proporsi pengangguran dan pelamar kerja. (3) Ketiga, meningkatkan output perkapita nasional. Peningkatan produktivitas akibat munculnya usaha-usaha baru meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional dan pendapatan masyarakat. Dengan kata lain Entrepreneur memiliki peran vital dalam pembangunan ekonomi suatu negara karena entrepreneur merupakan motor penggerak roda perekonomian.
Sebagai suatu disiplin ilmu, maka ilmu kewirausahaan dapat dipelajari dan diajarkan, sehingga setiap individu memiliki peluang untuk tampil sebagai seorang wirausahawan (entrepreneur). Bahkan untuk menjadi Entrepreneur sukses, memiliki bakat saja tidak cukup, tetapi juga harus memiliki pengetahuan segala aspek usaha yang akan ditekuninya. Tugas dari Entrepreneur sangat banyak, antara lain tugas mengambil keputusan, kepemimpinan teknis, dan kepemimpinan, oleh karena itu dibutuhkan sarana dan prasarana, salah satunya pendidikan.

syafrizal helmi situmorang

Uncategorized

The Inovation Killer

Bagi sebuah perusahaan, inovasi merupakan pengalaman yang didapatkan dengan susah payah. Inovasi merupakan faktor penentu sebuah perusahaan berhasil.  sayangnya banyak  perusahaan inovatif justru harus tersandung dan akhirnya jatuh akibat merasa telah melakukan inovasi. Sederet perusahaan inovatif seperti Siemens, Nokia,  Sony, Research In Motion harus terjungkal dari pasar akibat inovasi.

Ahli ekonomi ternama, William J Baumaol, menulis makalah yang berjudul pendidikan untuk inovasi. Ia menggambarkan dampak negatif pendidikan formal pada kemampuan inovatif. Menurutnya pendidikan formal akan mendoktrin individu untuk menjadi ahli satu bidang saja. Sedangkan inovasi adalah terobosan hasil individu yang relatif memiliki tingkat pendidikan formal yang rendah seperti karya Wilbur wright dan Orville Wright (penemu pesawat terbang hanya dengan ijazah SMA), Steve Jobs, Bill Gates, Michael Dell, Mark Zukerberg (Droupt Out dari universitas).

Cynthia Barton Rabe,  dalam bukunya The Inovation Killer (2014) menyatakan Paradoks keahlian dan pemikiran kelompok yang menghancurkan  inovasi.  Kebiasan untuk membuat keputusan berdasarkan pemikiran kelompok atau pendapat ahli seringkali mengakibatkan mandulnya ide-ide baru. Orang yang kurang pintar akan merasa takut mengeluarkan pendapatnya atau akan merasa sia-sia jika mengeluarkan pendapat. Akibatnya secara perlahan-lahan organisasi mengubah orang-orang cerdas menjadi sekolompok orang-orang penurut. Contoh kasus jatuhnya enron adalah dewan direksi mengabaikan banyak praktek meragukan yang dilakukan oleh manajemen enron pada pemegang saham, rekan bisnis dan pegawai.

Publikasi hasil penelitian California Management Review mencatat bahwa 7 dari 10 karyawan dalam bisnis Amerika berkata bahwa mereka tidak bicara saat pendapat mereka bertentangan dengan Atasan. Bhakan saat kita tahu kita benar, sebagian dari kita hanya diam saja.  Harvard Communication Letter memperkenalkan istilah “Captainitis” untuk menjelaskan kecenderungan yang dimiliki oleh orang-orang untuk tidak mempertanyakan otoritas

Point pentingnya adalah pemikiran kelompok atau pemikiran ahli seringkali merusak sehingga membuat orang  untuk ikut setuju saja dengan keputusan mayoritas, meskipun ada kesadaran bahwa pemikiran ini akan menggangu. Tetapi demi menjaga hubungan baik, ketidaksetujuan hanya disimpan diam-diam. Sedangkan organisasi yang suskes rentan terhadap pemikiran ahli dan efek merusak dan dapat ditimbulkan pada inovasi

Pernah Dengar Kisah Marion Obrien Donovan ? karena tidak ada popok bayi yang tidak bocor, ibu ini mengembangkan popok anti bocor, ia mencoba menjual idenya ke pabrik-pabrik besar pembuat produk bayi. Namun pabrik-pabrik itu menolak dengan alasan tidak ada orang yang menginginkan produknya. Penemuan Marion didiamkan hampir selama 10, hingga seorang bernama Victor Mills membeli paten tersebut dan menciptakan Pampers

Contoh Apple lainnya tidak akan sukses besar jika mengikuti pendapat ahli yang menyatakan dalam Personal Computer fungsionalitas adalah raja. Padahal para marketer menyatakan bahwa desain yang gaya disertai fungsionalitas yang baik dapat menjadi perbedaan faktor kompetitif.

Kisah Marion Obrien Donovan dan Apple menunjukkan bahwa mereka tidak akan sukses jika mengikuti pemikiran kelompok atau pemikiran ahli. Paul Arden pengarang buku laris “What you think, think in Opposite” menyatakan jangan selalu mengikuti orang lain, beranilah berbeda.

Masalah ini dimulai ketika perusahaan selalu mencari yang terbaik dan tercemerlang dibidangnya. Akhirnya perusahaan selalu terfokus pada pendapat ahli.  Dalam diskusi anggota akan selalu menuruti pendapat sang ahli. Pada situasi ini inovasi akan sulit tercapai. Padahal menurut Tom Kelley, GM IDEO,  yang menulis The Ten Faces Of Inovation  mengatakan inovasi optimal akan tercapai jika kelompok kerja dibangun berdasarkan disiplin ilmu dan latar belakang yang berbeda-beda. Pendapat yang sama dari Robert Sutton, akademisi dari stanford University, dalam bukunya Weird Ideas That Work bahwa membangun sebuah budaya manajemen inovasi sebaiknya melibatkan sumber saran-saran dari banyak fihak.  Kombinasi yang tidak biasa akan membongkar pola fikir tradisional, ujar Albert Rothenberg.

Adanya dominasi pemikiran kelompok atau pemikiran ahli, membuat orang didalam kelompok menjadi malas berfikir atau malas mencari tahu. Arthur Scawlow, Ahli Fisika Pemenang Nobel menyimpulkan ilmuwan yang paling sukses seringkali bukanlah yang paling berbakat, namun yang terdorong rasa ingin tahu.  Lewis Teman, Psikologis Stanford University meneliti lebih dari 1000 anak berbakat. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa orang berbakat secara intelektual adalah anak yang dibesarkan dalam keluarga yang memberi pelajaran dalam banyak hal. Rumah mereka  penuh dengan buku dan majalah, mereka berpergian ke berbagai museum, konser atau pameran budaya sehingga mereka mengekspos ide-ide yang berbeda.

Studi yang dilakukan oleh Merton Reznikoff, George Dinamo, Carolyn Bridges dan Merto Honeymoon terhadap 117 anak kembar identik menyimpulkan bahwa kreativitas bukanlah karena faktor genetis.  Pola Asuhlah yang memmainkan peran utama pada berkembangnya kreativitas.

Agar Inovasi berhasil

Proses inovasi haruslah diawali oleh tahapan yang disebut identifikasi problem. Perusahaan perlu melihat program inovasi sebagai program untuk menjawab problem yang ada di pasar. Dan, problem tersebut harus diidentifikasikan dengan tepat. Tujuannya adalah solving the right problem right! Open mindset dan Keberanian mengambil risiko berperan penting di sini, karena sesuatu yang baru pasti rentan kegagalan. karakter yang kreatif dan daya imajinasinya yang tinggi adalah dasar eksplorasi ide, cikal bakal sebuah inovasi.

Selanjutya Penentuan Visi. Dalam menjalankan kreativitas dan menciptakan solusi baru, seorang inovator harus memiliki kemampuan melihat the big picture atau yang sering disebut visi. Ini penting untuk memfokuskan perjalanan inovasi kepada suatu objek sasaran yang jelas dan nyata. (Lihat books 7 dosa mematikan). Berikutnya adalah Komitmen. Komitmen adalah janji pada diri sendiri. Jika memiliki komitmen tinggi terhadap visi, maka proses inovasi akan terus berjalan walaupun mengalami banyak tantangan dan hambatan.

Robert Shelton dan Tony Davilla (2005) dalam bukunya Making Innovation Work, agar inovasi perusahaan berhasil, sangatlah penting untuk mengerti elemen kunci inovasi perusahaan.  Elemen tersebut adalah Masukan : berupa dukungan strategi,struktur, proses, komitmen karyawan dalam inovasi, akses kepada karyawan berbakat; Proses : Portfolio inovasi berimbang, eksekusi efektif proyek, nilai tambah kemitraan, jalur kualitas inovasi; Keluaran : kinerja produk, kepemimpinan teknologi, perbaikan proses, pelanggan baru, pertumbuhan penjualan pelanggan tetap. Ketiga elemen tersebut akan memberikan Hasil yakni : pertumbuhan penjualan, pertumbuhan keuntungan dan nilai pasar perusahaan. Jika dilihat lebih lanjut, terlihat adanya dua dimensi pendukung yang mesti dipenuhi yakni dari sisi Sistem (struktur, teknologi, proses ) serta Budaya (komitmen karyawan, akses karyawan berbakat). Kedua dimensi yang kuat ini akan memberi dukungan penuh lahirnya inovasi sebagai sumber nilai bagi perusahaan.

Uncategorized

Inovation

 

Dalam survey yang dilakukan oleh Mckinsey Quarterly (2205) , tentang Apa yang ekskutif Global pikirkan tentang Teknologi dan Inovasi,  para eksekutif papan atas tersebut menganggap bahwa faktor terpenting dalam sebuah organisasi adalah kemampuan berinovasi. Tak heran konfrensi, seminar, pelatihan, pameran tentang inovasi ramai dikunjungi dan dihadiri orang banyak. Riset yang dilakukan oleh Brooking Institution (2002) telah menunjukkan kecenderungan pasar yang menghargai lebih besar pada aset tidak nyata sampai lima kali lipat dibandingkan satu dekade sebelumnya.

Perubahan pasar yang sangat cepat dan persaingan yang kompleks menuntut inovasi yang terus-menerus.  Bagi perusahaan, investasi dalam inovasi menciptakan peluang untuk tumbuh dengan memberikan produk dan jasa yang lebih baik ke pasar. Dengan kata lain, perusahaan yang mampu berinovasi mampu mengubah peta pasar persaingan.  Sehingga inovasi merupakan the growth engine bagi perusahaan.  Inovasi merupakan kunci keberhasilan. Karena inovasi yang sukses adalah mampu mengubah ide menjadi uang.

 

Coba search kata-kata inovasi di Google, akan muncul jutaan artikel atau defenisi tentang inovasi. Sebenarnya apa itu inovasi ? kamus new Oxford American menjelaskan inovasi sebagai  pembuat perubahan yang sudah ada, terutama dengan cara memperkenalkan metode-metode baru.  Jadi inovasi adalah membuat sesuatu yang berbeda dan berdampak atau sebuah penerapan ide yang menghasilkan kemajuan yang berharga.

Salah satu cara membandingkan kreativitas dan inovasi adalah membandingkan Leonard da Vinci dan Thomas Alva Edison. Keduanya jenius. Leonard da Vinci Seorang seniman yang mampu melihat masa depan. Dia membuat sketsa mirip helikopter atau mampu memetakan tubuh manusia. Namun idenya tidak berdampak atau menghasilkan sesuatu yang bermanfaat pada masanya. Leonard da Vinci adalah seorang jenius yang kreatif. Sedangkan Thomas Alva Edison seorang seorang jenius yang inovatif.

Inovasi muncul dalam berbagai bentuk. Misalnya (1) inovasi lewat pemasaran.  Dengan teknik pemasaran dan serangkaian iklan konsumen diajak untuk mencoba manfaat produk yang ditawarkan.  Sehingga produk dianggap sebagai solusi (2) Inovasi secara bertahap (incremental) atau inovasi proses, para produsen yang ingin meningkatkan penjualannya melakukan inovasi ini seperti menambah varian baru, kategori baru, rasa baru. Sehingga produk/jasa dianggap lebih baik, lebih cepat, lebih murah, lebih sehat/bermanfaat, lebih wangi, lebih sehat) dsb. (3) Inovasi transformasional. Para produsen teknologi seperti smartphone atau mobile device lainnya selalu memperkenalkan inovasi transformasional agar tetap bertahan dipasar. (4) Inovasi Produk baru. Inovasi ini merupakan kategori baru. Orang sering menyebutnya dengan ionovasi distruptif yaitu inovasi ayng mencipatakan pasar dan jejaring baru.

Apple menciptakan model pendapatan baru lewat apple store dimana apple menjual laguan satuan dengan harga yang rendah.  Amazone menciptakan model pendapatan baru dengan cara memperkenalkan belanja online. Ebay menciptakan model pendapatan baru dengan cara mempertemukan pembeli dan penjual. Google menciptakan pendapatan baru dengan cara menggabungkan iklan dan search enggine. Facebook menciptakan pendapatan baru dengan cara jejaring sosial. Tripadvisor menciptakan pendapatan baru melalui pengalaman orang-orang yang berpergian.  Ini adalah sederet contoh inovasi disruptif

Southwest Airlines mengubah model layanannya menjadi penerbangan bertarif murah. Del computer memotong rantai distribusi pemasaran dalam menjual komputer. Mereka tidak menjual lewat distributor atau perantara melainkan langsung ke end users.

Mengapa inovasi bisa dilakukan? Pertama para penelti dan inovator telah menemukan pola-pola atau prinsip-prinsip tentang pelaksanaan inovasi sehingga kita tinggal mengikuti dan mempelajarinya. Untuk lebih jelas, silahkan baca buku Inovator DNA. Kedua Inovasi semakin murah. Adanya teknologi, social media, internet berkecepatan tinggi membuat orang dengan sangat mudah belajar, mencari ide, bertukar ide, mengetes pasar dan mempromosikan produk/jasanya.