Uncategorized

Menciptakan Peluang

Menciptakan Peluang

Analisis ini penting untuk menciptakan peluang yang baik dalam menjalankan usahanya secara efektif dan efisien antara lain:

(1) Menganalisa produk dan jasa yang telah ada dan yang akan ada. Pesaing adalah sumber inspirasi bagi bisnis anda, karena pesaing mengajarkan apa yang baik dan kurang baik untuk dilakukan. Analisislah pesaing anda, temukan kelemahannya dan buatlah kekurangannya menjadi keunggulan anda. Contoh sederhana di sekeliling kita, yaitu menjual lontong sayur pada malam hari. Biasanya memakan lontong sayur kita lakukan pada pagi hari, saat anda menjual pagi hari nothing special for your business. Beberapa pebisnis/entrepeneur lain melihat peluang jika dijual pada malam hari, maka menu makanan yang biasa saja ketika kita dapatkan hanya dipagi hari menjadi spesial di malam hari. Bahkan harga jual pada malam hari lebih tinggi dibanding membeli pada pagi hari.

(2) Menganalisa pasar yang dapat dilayani secara menguntungkan. Saat ini para konsumen membutuhkan akses kebutuhan super cepat untuk kebutuhan bisnis mereka. Ditengah maraknya pengguna internet broadbrand.  

(3) Mengakses kebutuhan dan keinginan konsumen yang sekarang maupun yang potensial. Berkembangnya teknologi digital telah mengubah banyak hal seperti e- paper, e- magazine atau e- book.

(4) One stop service/shopping. Konsep ini adalah value yang dapat dijadikan sebagai sarana bersaing. Biasanya pelanggan tidak ingin repot. Mereka menginginkan pelayanan yang komplit, misalnya menjualnya tiket pesawat disatukan dengan travel (perjalan wisata), rental mobil, hotel dengan diskon, asuransi dsb. Banyak bisnis yang dilakukan secara parsial, tugas anda tinggal menggabungkannya

(5) Menganalisis struktur harga yang sesuai dengan penerimaan konsumen .Misalnya  PT Triangle Motorindo, produsen sepeda motor Viar memanfaatkan momentum maraknya pasar motor matik nasional. Mereka mengeluarkan varian produknya yakni Viar Motor 125 cc yang dibanderol harga 8 juta, jauh dibawah harga para pesaingnya. Harga ini dilakukan setelah melakukan riset konsumen. Segmen yang dibidik adalah pasar kelas bawah yang belum mampu membeli motor matik. Lewat konsep ekonomi berkualitas PT Triangle Motorindo  yakin bahwa Viar akan merajai pasar otomotif dalam negri.

Kemampuan melihat peluang ini bisa kita lihat perusahaan-perusahaan top dunia seperti IBM, Ford, Coca-Cola, Dell, GE yang mampu me-maintain kinerja  pertumbuhannya di tengah industri yang mulai  jenuh  dan menua.  Noel  Tichy. dalam  buku larisnya, Control  Your  Destiny  or Someone  Else Will dan, Every Business is a  Growth Business mengajarkan setua apa pun bisnis yang dimasuki,  seorang growth leader akan tetap melihatnya sebagai growth business. “They always learn to look beyond their traditional definition of industry and markets,” kata Tichy. Mereka tak pernah kenal yang namanya batas pertumbuhan. Ketika para  growth leader  ini menemukan simtom adanya peluang, dengan cepat  mereka melihat  berbagai  risiko, membangun skill dan  kompetensi  untuk mengeksploitasi  peluang tersebut, dan akhirnya meloncat  meninggalkan peluang-peluang lama yang tak relevan lagi, untuk masuk ke peluang yang baru.

Agar berhasil maka perlu dibangun growth mentality. Membangun growth mentality dibutuhkan groth mindset, Rachman dan savitri ( 20012) menyebutkan growth mindset adalah meyakini bahwa upaya kita bagai menanm benih, pasti tumbuh dan menghasilkan hal-hal yang positif. Kualitas-kualitas seprti kepandaian dan pengetahuan adalah modal awal, sementara suskes akan muncul setelah berbagai uapaya terus didorong.

Ada CEO yang berfikir Fixed Mindset yaitu Orang yang senang dikelilingi dengan orang setuju dan mendukungnya walaupun keputusan yang diambil tidak baik dan tidak kreatif. Orang-orang seperti ini mengangap jika selesai menghasilkan sesuatu maka selesailah usahanya. Sebaliknya ada Ada CEO yang berfikir Growth Mindset yaitu orang yang melihat usaha harus terus di manage, dikembangkan dan dipertahankan. Orang seperti ini akan melawan pesimisme dan ketidakyakinan.

Pemimpin-pemimpin  seperti Bill Gates (microsfot), Steve Jobs (Apple), Jack Welch (GE), Larry Bossidy (Allied Signal), Andy Grove (intel), atau Roberta Goizueta (Coca-Cola) menciptakan  sense of urgency untuk terus tumbuh melalui growt mindset dan growth mentality. Mereka  memiliki  ide  yang jelas ke  mana  transformasi perusahaan  akan dijalankan.  Mereka  punya nilai-nilai yang  akan  menjadi  acuan seluruh  jajaran manajemen untuk menggerakkan perusahaan.

Dalam praktek  sehari-hari,  Banyak bisnis yang berhasil karena meniru bisnis orang lain (Me-too business) dan ternyata juga bisa menghasilkan uang yang memadai, terutama  untuk  bisnis tradisional dan UKM. Untuk bisnis me-too, pada akhirnya bisnis anda akan mencapai stagnasi– tak lagi ada perkembangan yang berarti. Mungkin pada awalnya kesuksesan pada bisnis anda mungkin bisa dicapai  hanya melalui  cara  konvensional.  Akan tetapi segera setelah perusahaan Anda mencapai sukses, orang lain juga akan mempelajari kekuatan  unik Anda dan menirunya (imitation).

 

Steven P Schnaars, dalam bukunya Managing Imitation Strategy menggolongkan imitasi beberapa tingkatan.

  1. Counterfeitsatau pembajakan. Perusahaan yang menjalankan strategi imitasi ini benar-benar menjual produk dengan dengan merek dan desain yang benar-benar sama sehingga sering disebut produk palsu. Imitasi semacam ini sudah tergolong kegiatan ilegal.
  2. Knockoffatau Kloning.   Perusahaan yang menjalankan strategi imitasi ini meniru produk yang sudah ada tetapi memiliki merek lain.
  3. Design copyatau Trade Dress. Strategi ini merupakan kombinasi imitasi dan inovasi.
  4. Creative Adaptation, peniru meniru produk yang sudah ada kemudian mengembangkannya atau mengadaptasinya kepada lingkungan yang baru. Peniru ini disebut Inovative Imitator

Untuk itu perlu anda sadari di era global ini, persaingan di antara sesama pebisnis atau pengusaha sangat ketat dan variatif baik persaingan di skala lokal, regional, nasional maupun internasional. Maka pebisnis atau perusahaan menekankan pada inovasi yang penuh kreativitas yang akan bisa bersaing, bertahan, unggul, dan mempunyai nilai lebih.

Sumber : Situmorang, Syafrizal Helmi (2015) Bisnis : Konsep dan Kasus, USUPress, Medan

Leave a comment