Kemajuan Teknologi dalam Perekonomian global memungkinkan data mengalir dengan cepat melalui kabel dan serat optik atau transmisi satelit sehingga memungkinkan menembus batas-batas ruang dan waktu. Dalam kondisi ini sebuah wilayah tidak harus diberkati dengan kekayaan alam, populasi besar, militer yang kuat atau lokasi yang strategis untuk menjadi pemain utama dalam panggung bisnis global. India misalnya berhasil menjadi negara hebat karena banyaknya PhD dalam bidang sains. China setelah revolusi kebudayaan berhasil menerapkan agenda otonomi daerahnya sehingga wilayah-wilayah otonom sukses secara ekonomi karena menjalin bisnis dengan negara-negara lain. Perdana Mentri China Wen Jiabao, dalam kongres Rakyat Nasional ke -10 mengatakan akan melakukan tranformasi militer dari mesin-mesin perang menjadi Aplikasi Teknologi informasi. Saat ini China mungkin negara yang paling mendapatkan manfaat dari perkonomian global dengan tingkat pertumbuhan 10% selama 4 tahun terahir (Kompas, 6 Maret 2007). Hal ini terbukti menjadi negara pemilik cadangan devisa terbesar di Dunia setelah Jepang. Irlandia walaupun memiliki letak geografis yang sangat jauh dari pasar potensial (berada diperbatasan eropa barat), mampu menjadi negara berperingkat pertama dalam AT Kearney/Foreign Policy Globalization Indeks hal ini disebabkan pemerintah Irlandia concern terhadap pendidikan serta peningkatan keahlian komputer di semua sektor. Hal ini memungkinkan Irlandia menciptakan ribuan lapangan kerja baru.Finlandia, walaupun berada di bahu timur laut baltik, dimana pelabuhannya jauh dari lalu lintas perdagangan da selalu beku terkena es, mampu menjadi negara yang paling kompetitif mengungguli Amerika Serikat dan Singapura serta meraih nilai tertinggi untuk konektivitas dan kompabilitas dan dipandang paling responsive terhadap IT dan e-business. Saat ini Nokia Menjadi perusahaan Handphone terbesar di Dunia. Sebenarnya pelajaranya apa yang bisa kita tarik, suatu daerah yang terisolasi, jauh dari pasar potensial, kekayaan alam yang minim mampu menjadi pemain global kelas dunia. Ohmae (2005) menyatakan salah satu elemen keberhasilan daerah/negara ini adalah kemampuannya memberikan merek pada dirinya sendiri dan menawarkan sesuatu yang berbeda (unik) dan memisahkannya dari persaingan. Kim dan Mouborgne (2005) menyatakan untuk menghindari persaingan (kompetisi) yang akan berakibat merugikan dibutuhkan stratgei samudra biru (blue ocean strategy) samudra biru ditandai oleh ruang pasar yang belum terjelajahi, penciptaan permintaan, dan peluang pertumbuhan yang sangat menguntungkan. ketimbang dengan cara memperluas batasan-batasan industri yang sudah ada, Dalam samudra biru, kompetisi tidak relevan karena aturan-aturan baru akan dibentuk.
Implementasinya bagi daerah adalah untuk berkompetisi daerah tidak harus menerapkan pajak yang rendah, insentif besar bagi pengusaha dan pebisnis, atau menekan gaji buruh sekecil mungkin. Hal tersebut hanya akan menciptakan samudra merah (penuh dengan kompetisi) yang pada akhirnya hanya akan merugikan daerah itu sendiri dan mengorbankan penduduk daerah yang menjadi tenaga kerja.
Bagi daerah-daerah yang biasa-biasa saja tentu saja tidak akan menjadi pilihan investor untuk menanamkan investasinya. Diperlukan suatu aktivitas pengelolaan image disuatu daerah (brand Image) agar daerah tersebut tidak terkena cap yang jelek bagi investor. Image bangsa kita dahulu dikatakan sebagai negara yang aman, damai, penduduknya ramah-tamah. Sekarang Image negara kita jelek karena dianggap sebagai negara yang tingkat korupsinya tinggi, tidak aman karena seringkali terkena bom atau bencana alam hingga iklim yang tidak baik baik kondisi bisnis (demonstrasi, peraturan yang tumpang tindih dsb). Akibatnya sebagian investor melarikan investasinya kenegara lain seperti Malaysia, Thailand, Vietnam atau RRC. Bisa dibayangkan berapa banyak kesempatan kerja yang hilang, penggangguran yang terjadi akibat persepsi yang buruk mengenai negara ini. Al Ries dan Trout menyebutnya perception is bettter than reality (persepsi lebih baik dari realitas). Bagaimana Menurut anda ?