business

Membangun Mindset Bisnis

Dalam menyusun studi kelayakan bisnis ada 2 (dua) faktor yang harus diperhatikan yakni (1) apakah bisnis yang disusun sudah ada sebelumya (2) atau belum sama sekali. Jika belum ada dan baru akan disusun maka hal yang paling penting dilakukan adalah membuka mindset bisnis dan mencari peluang bisnis
Di era globalisasi ini, sudah saatnya bangsa Indonesia memikirkan cara mencari terobosan dengan menanamkan sedini mungkin tentang nilai-nilai kewirausahaan terutama bagi kalangan terdidik, terlebih lagi bagi warga perguruan tinggi. Penanaman nilai-nilai kewirausahaan bagi banyak orang diharapkan bisa menumbuhkan jiwa kreativitas untuk berbisnis atau berwirausaha sendiri dan tidak tergantung pada pencarian kerja yang semakin hari ketat persaingannya. Kreativitas ini sangat dibutuhkan bagi orang yang berjiwa kewirausahaan agar mampu mengidentifikasi peluang usaha yang kemudian mendayagunakannya untuk menciptakan peluang usaha baru.
Nilai-nilai kewirausahaan sangat penting bagi orang yang akan memulai usaha, sehingga pengusaha akan berusaha untuk menciptakan inovasi dalam bisnis yang dijalankan sehingga produk yang dihasilkan bisa diterima di pasaran sebagai produk unggulan yang dicari konsumen.
Di era global ini, persaingan di antara sesama pebisnis atau pengusaha sangat ketat dan variatif baik persaingan di skala lokal, regional, nasional maupun internasional. Maka pebisnis atau perusahaan menekankan pada inovasi yang penuh kreativitas yang akan bisa bersaing, bertahan, unggul, dan mempunyai nilai lebih. Nilai lebih tersebut yaitu wirausaha harus memiliki kemampuan dalam hal berhubungan dengan masyarakat lainnya (interaksi), kemampuan dalam hal memasarkan barang, keahlian mengatur, serta sikap terhadap uang.
Seseorang memiliki minat berwirausaha karena adanya suatu motif tertentu, yaitu motif berprestasi. Motif ini ialah suatu nilai sosial yang menekankan pada hasrat untuk mencapai yang terbaik guna mencapai kepuasan secara pribadi. Faktor dasarnya adalah adanya kebutuhan yang harus dipenuhi.
Menurut Drucker (1997), kewirausahaan (entrepreneurship) adalah suatu kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda. Bahkan, enterpreneurship secara sederhana sering juga diartikan sebagai prinsip kemampuan wirausaha (Soedjono, 1993; Meredith, 1996; Usman, 1997).
Zimmerrer (1996) menyatakan: kewirausahaan adalah penerapan kreativitas dan inovasi untuk memecahkan masalah dan upaya untuk memanfaatkan peluang yang dihadapi setiap hari. Kewirausahaan adalah merupakan gabungan antara kreativitas, inovasi, dan keberanian menghadapi risiko yang dilakukan dengan cara kerja keras untuk membentuk dan memelihara usaha baru. Kreativitas oleh Zimmerer diartikan sebagai kemampuan untuk mengembangkan ide-ide baru dan untuk menemukan cara-cara baru dalam memecahkan persoalan dan menghadapi peluang (creativity is the ability to develop new ideas and to discover new ways of looking at problems and opportunities). Sedangkan, inovasi diartikan sebagi kemampuan untuk menerapkan kreativitas dalam rangka memecahkan persoalan-persoalan dan peluang untuk meningkatkan dan memperkaya kehidupan (inovation is the ability to apply creative solutions to those problems and opportunities to enhance or to enrich people’s live) sedangkan menurut levitt, kreativitas adalah thinking new things (berpikir sesuatu yang baru). Sedangkan inovasi adalah doing new things (melakukan sesuatu yang baru). Keberhasilan wirausaha akan tercapai apabila berpikir dan melakukan sesuatu yang baru atau sesuatu yang lama yang dilakukan dengan cara yang baru (thinking and doing new things or old thing in new ways).
Dengan munculnya jiwa wirausaha diharapkan akan terbentuk sebuah mindset (pola pikir) menjadi seorang pengusaha yang mampu menciptakan lapangan kerja, selain itu diharapkan seseorang akan lebih memahami potensi dirinya sehingga akan memiliki visi dan masa depan yang lebih baik, lebih cerah, dan lebih menyenangkan. Dengan memahami potensinya menurut Harefa (2000) maka akan terbentuk sikap-sikap:
 digerakkan oleh ide dan impian,
 lebih mengandalkan kreativitas,
 menunjukkan keberanian,
 percaya pada hoki, tapi lebih percaya pada usaha nyata,
 melihat masalah sebagai peluang,
 memilih usaha sesuai hobi dan minat,
 mulai dengan modal seadanya,
 senang mencoba hal baru,
 selalu bangkit dari kegagalan,
 tak mengandalkan gelar akademis.

Leave a comment